Bayi tabung bukan hal baru lagi di Indonesia. Hal ini terlihat dari
semakin banyak pasangan suami istri yang mengikuti program tersebut.
Ketua Perkumpulan Fertilisasi In Vitro Indonesia (Perfitri) dr.
Soegiharto Soebijanto, Sp.OG(K) mengatakan bahwa semakin banyak pasien
yang melakukan bayi tabung. Diperkirakan ada sekitar tiga ribu pasien
per tahun yang melakukan program ini. Meskipun tenaga kesehatan yang
tersedia di Indonesia masih terbatas.
"Pasangan usia subur di Indonesia sebesar 47 juta, yang ngga punya
anak 15 persen. Sedangkan dokter yang menangani bayi tabung masih
sedikit, 50 orang untuk 20 rumah sakit," ucap Soegiharto.
Hambatan yang program bayi tabung, lanjut Soegiharto, keberhasilannya
belum dapat mencapai angka 100 persen. Pasutri yang melakukan bayi
tabung tahun ini bisa berhasil, tetapi tahun selanjutnya dapat gagal.
"Sebab gagal apa, ya nggak tahu. Yang pasti nggak ada perbedaan anak
yang dilahirkan normal dengan bayi tabung. Dia sehat, berprestasi, malah
pasien saya udah ada yang jadi dokter, dia lahir tahun 1989," kisah
dokter dari RSCM tersebut.
Bayi tabung pertama kali ada di Indonesia tahun 1987. Awalnya rumah
sakit yang dapat melakukan program ini hanyalah RSCM dan RS Harapan
Kita. Namun sekarang ada sekitar 20 rumah sakit yang tersebar di delapan
kota. Di Jakarta terdapat RSCM, RS Bunda Menteng, RS Asri, RS Gading
Pluit, RS Sammarie, RSPAD, RSIA Family Pluit Mas, RS Harapan Kita, RS
dan Abdi Waluyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar